Banyak contoh
Perusahaan Besar Dunia yang mengalami Kemunduran bahkan Kejatuhan.
Mengapa Perusahaan Bagus bisa Gagal dan Pailit?. Buku Berjudul “The
Self Destructive Habits of Good Companies”, Jagdish N Sheth, 2008, memaparkan
kebiasaan buruk perusahaan sukses yang menyeret mereka ke dasar jurang.
Beberapa dapat mampu bangkit kembali, dan sebagian lainnya bangkrut.
Perkembangan
Pasar, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan harus disikapi dengan Bijaksana oleh Top
Manajemen Khususnya dan seluruh Individu Organisasi. Ketika sebuah
Start-Up Company mulai menunjukkan Kinerja yang Cemerlang diawal perjalanannya
dengan penuh Sahaja dan Euforia, mereka mulai membangun mitos disekelilingnya.
Perubahan Selera Pasar, Kemajuan Teknologi, Fluktuasi Lingkungan Global yang
diingkari akan menjadi pendorong perusahaan masuk dalam turunan
kemunduran. General Motors tidak lagi menjadi Pemimpin Pasar Dunia karena
ingkar dengan adanya Green Technology dan City Car Market.
#Kedua,
Arogansi.
Arogansi
mengartikan bahwa diri sendiri jauh lebih unggul dibandingkan competitor dan
sering memamerkan kehebatan secara berlebih. Arogansi adalah Kelemahan
Tragis yang selalu menjatuhkan orang-orang besar. Ketidaksiapan menjadi
Pemain Besar membuat sikap angkuh dan congkak melihat pasar dan konsumen.
Pada akhirnya kerontokan terjadi setelah munculnya arogansi tersebut.
Enron sebagai Pemasok Energi terbesar Dunia mengalaminya akibat ketamakan para
eksekutif.
#Ketiga,
Puas Diri.
Puas
Diri menunjukkan tidak adanya persiapan menghadapi masa depan yang belum tentu
sesuai dengan prediksi. Anda tidak mungkin mengharapkan Kesuksesan terus
berlanjut hingga masa datang tanpa melakukan apapun yang berbeda. Jangan
pernah berharap Hasil Berbeda dengan Cara yang Sama. AT&T mengalami
Puas Diri ketika mendapatkan Monopoli Pemerintah dan mulai kelimpungan pada
saat hak tersebut dicabut.
#Keempat,
Bertumpu pada Satu Kompetensi.
Keberhasilan
Google menjadi Perusahaan Besar Dunia dan Bertahan lama karena semangat Inovasi
dan Kreatifitas setiap karyawannya dan Dukungan Penuh dari Pemimpin
Perusahaan. Satu Produk atau Pelayanan tidak akan mungkin menjadikan
Perusahaan Anda mampu bersaing dalam Pasar Global yang sangat Dinamis.
Kompetensi Perusahaan harus terus berkembang dan bertumbuh, seiring
perkembangan manusia dan perkembangan pasar.
#Keliam,
Rabun Jauh terhadap Persaingan.
Persaingan
tidak selalu datang dari Perusahaan Terdekat yang kasat mata. Persaingan
terkadang muncul dalam beberapa tahun kemudian pada saat Anda berfokus pada
Musuh Besar dan Lupa dengan Calon Musuh Besar. Ketika Anda melihat Pesaing Baru
dengan tingkat kapitalisasi rendah hanya sebagai “krikil” maka suatu waktu
nanti krikil inilah yang akan menjatuhkan Anda. Sony setelah berhasil mengatasi
Matsushita, Hitachi, Sharp, Philips dan lainnya, tidak melihat pertumbuhan
Samsiung di Korea dan menganggap sebelah mata pendatang baru tersebut. Namun
pada akhirnya Nilai Kapitalisasi Samsung mulai mengalahkan Sony di tahun 2004.
#Keenam,
Fanatisme
Tidak
berbeda dengan sikap arogan, fanatisme membuat perusahaan membangun kubu-kubu
fungsional, kubu-kubu geografis. Networking yang banyak cenderung membangun
kompetisi internal yang kalau tidak dikelola dengan baik menjadi musuh dalam
selimut perusahaan. Motorola pada awal 1990 menguasai 33% pasar seluruh dunia
mulai tergerus oleh Nokia 5 Tahun kemudian, hanya karena fokus pada urusan non
teknis. Nokia menjual desain, pelayanan yang lebih menyentuh langsung konsumen.
#Ketujuh,
Obsesi pada Volume
Volume
adalah hasil dari sebuah proses kerja yang dilakukan. Makin besar sebuah Volume
Bisnis tentu diharapkan berdampak pada pencapaian keuntungan yang besar pula.
Namun terkadang Sikap Arogan terhadap Obsesi Volume menjadikan inefisiensi biaya.
IBM melakukan strucktur Biaya Tinggi dan Margin Besar hanya karena posisisnya
sebagai Pionir Komputer Pribasi (PC), dan berakhibat pesaing melihat peluang
dengan memberikan harga rendah. Pada akhirnya IBM menjual unit bisnisnya ke
pada perusahaan Cina, Lenovo.
Pada
kesimpulannya setiap Organisasi Perusahaan tidak boleh berhenti berinovasi dan
bersiap menghadapi perubahab masa datang. Perasaan aman hanya akan
menjerumuskan Anda dalam banyak kekecewaan. Seekor katak akan melompat dari
wadah berisi air panas, namun ia akan tenang dan mati perlahan dalam wadah air
dingin yang tengah di rebus. Zona nyaman tidak akan membuat Anda Sukses dalam
Jangka Panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar